Nabi
Muhammad saw dalam salah satu hadis menganjurkan mewajibkan agar orang tua
berlaku adil dalam mendidik anak. Bahkan kata-kata secara adil.diulanginya
sampai tiga kali. Ajaran rasul tersebut merupakan jawaban terhadap struktur
social dan cultural masyarakat arab sebelum kedatangan rasul yang diskriminatif
terhadap perempuan.
Pertanyaanya
adalah, bagaimanakah pendidikan yang adil bagi anak? Kearah mana sang anak
sebaiknya berkembang ? Siapa yang berperan dalam menangani pendidikan sang anak
itu: ayah atau ibu? Kapan masa
pengasuhan bagi anak dalam lingkungan keluarga?
Adakah hak anak untuk menentukan sendiri tujuan dan proses pendidikanya?
Jawaban atas pernyataan itu bisa ditelusuri mulai dari pengertian dasar
mengenai pendidikan islam.
Istilah
yang biasa digunakan untuk menunjukkan pendidikan dalam islam adalah tarbiyah.
Penjelasan yang umum terhadap istilah ini adalah pengasuhan dan pengajaran bagi
anak-anak sehingga mencapai tingkat kedewasaan yang optimal. Dalam konsep islam
setiap anak yang lahir dalam keadaan fitri yaitu potensi bawaan yang dibawa
sejak lahir. Potensi tersebut meliputi potensi religious dan rasional (akal) .
Proses pendidikan pada dasarnya membantu mengembangkan potensi yang dimiliki
(fithrah) anak agar berkembang secara optimal, sehingga ia mampu melaksanakan
tugas-tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi.
Secara
sederhana, kualifikasi manusia yang mampu berperan sebagai “subjek”
khalifah dimuka bumi adalah mereka yang memiliki komitmen iman (etika dan moral
agama) dan menguasai ilmu dan teknologi untuk mengungkapkan hukum-hukum alam
(sunnatullah) dalam rangka memakmurkan kehidupan dimuka bumi. Dalam al-Qur’an
Allah berfirman:
Allah
akan mengangkat orang-orang yang beriman (laki-laki dan perempuan) di antara
kamu dan mereka yang berilmu (laki-laki dan perempuan) beberapa derajat.
(Qs.al-Mujadalah/58:11). Berdasarkan pemaparan ayat di atas terlihatlah betapa
al-Qur’an telah mengingatkan setiap muslim dalam mendidik anak agar senantiasa
memperhatikan aspek iman dan moral agama sebagai landasan sikap dan perilaku
(kehambaan) serta aspek ilmu dan teknologi (kekhalifahan). Secara seimbang,
tanpa membedakan laki-laki dan perempuan. Kata”diangkat beberapa derajat”
mengandung makna terbukanya struktur social bagi seseorang untuk melakukan
mobilitas vertical (upward mobility) karena yang bersangkutan memiliki
persyaratan yang diperlukan yaitu komitmen etika dan moral (iman) dan
penguasaan iptek, tanpa membedakan laki-laki atau perempuan.
Pesan
hadis Rasulullah saw agar berbuat adil terhadap anak-anak menunjukkan betapa
kuatnya pesan-pesan kesetaraan,
persamaan hak, menghindari sikap diskriminasi atas dasar jender, sesuai dengan
tuntutan dan perkembangan masyarakat maju. Atas dasar persamaan dan kesetaraan tersebut,
maka anak laki-laki sebaiknya tidak hanya diarahkan kepada pendidikan yang
sifatnya “maskulin”. Dalam sistem pendidikan formal anak laki-laki diberi
kesempatan memasuki sekolah-sekolah yang selama ini hanya terbatas perempuan,
sebaliknya perempuan juga diberikan kesempatan untuk memasuki pendidikan yang
selama ini terbatas untuk pria. Dengan upaya demikian diharapkan terjadi
keseimbangan antara pendidikan “olah rasio” dengan pendidikan “olah rasa”, baik
dikalangan anak laki-laki maupun perempuan Dalam salah satu hadisnya Rasulullah
saw menekankan perlakuan “adil” agar perempuan lebih diperhatikan.
Samakanlah antara anak-anakmu dalam pemberian
(termasuk pemberian pendidikan). Jika kamu hendak melebihkan salah seorang
diantara mereka, maka lebihkanlah pemberian itu kepada anak-anak perempuan.
(H.r.Thabrani). Perlakuan adil orang tua terhadap anak-anaknya dalam
pendidikan, berarti terbukanya kesempatan anak untuk mendialogkan jenis dan
program pendidikan yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat masing-masing.
Artinya sebaiknya secara demokratis setiap anak berkesempatan memperoleh
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya. Kultur yang berkembang selama ini
orang tua memiliki kekuasaan
Aneh, nyeleneh, sesat, laki-laki disamakan dengan perempuan. Ini jelas penganut aliran setan kesetaraan jender, perusak akidah !!!
ReplyDelete