Sunday, April 14, 2013

Masa Pengasuhan Anak Dalam Islam

Masa pengasuhan anak dalam islam terhitung sejak anak masih dalam kandungan. Orang tua sudah harus memikirkan perkembangan anak dengan menciptakan lingkungan fisik dan suasana batin dalam rumah tangga. Secara formal tampaknya tugas ini memang menjadi tanggung  jawab sang ibu, tetapi pada dasarnya menjadi tugas bersama, bapak dan ibu. Dengan kata lain kesetaraan suami istri, kedua orang tua dituntut untuk memberikan perhatian yang penuh ketika anak dalam kandungan ibu. 

Ajaran islam menyebutkan bahwa masa kehamilan merupakan masa yang menentukan bagi kehidupan masa depan anak. Apa yang dirasakan anak ketika masih dalam kandungan digambarkan sebagai situasi yang akan dialami anak dalam kehidupan selanjutnya. Dalam agama hal ini didasarkan pada konsep qadha dan qadar yang ditetapkan Allah pada manusia ketika  anak dalam kandungan ibunya. Dalam surah ali imran/3:6 ditegaskan: Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendakinya tidak ada tuhan melainkan dia, yang maha perkasa lagi maha bijaksana. 

Pengasuhan anak ketika masih dalam kandungan juga untuk menimbulkan watak keberagaman anak sejak dini. Untuk itu disarankan agar orang tua memperbanyak ibadah dan terbiasa mensucikan diri sebelum melakukan  pekerjaan sehari-hari. Kondisi suci yang diciptakan dalam lingkungan keluarga itu diyakini akan berpengaruh pada kehidupan janin dalam kandungan. 

Termasuk bagian dari pengasuhan anak pada masa dalam kandungan ini adalah ketelitian dalam makan. Dalam hal iniditekankan untuk menghindari makanan haram karena pengaruhnya akan terasa pada janin. Dikatakan oleh seorang ulama, bahwa penderitaan janin yang paling berat adalah ketika daging, badan dan tulang-tulangnya dibentuk dari makanan haram. Dasar dari pandangan ini adalah firman Allah:
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim, maka sebenarnya mereka memakan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke neraka sa’ir (Qs. An-Nisa’/4:10).

Masa berikutnya dari pengasuhan anak ini adalah masa kelahiran dan pertumbuhan bayi sejak dini. Dalam ajaran islam, masa kelahiran bayi merupakan momentum awal komunikasi langsung antara orang tua dengan anak. Ketika masih dalam kandungan komunikasi berlangsung lebih dengan perasaan dan sentuhan emosi, sementara ketika sudah lahir komunikasi mulai terjadi secara langsung. Diajarkan bahwa komunikasi pertama yang sebaiknya dilakukan adalah mengenalkan agama dengan cara menyuarakan azan di telinga sang bayi yang baru lahir. 

Pada masa kelahiran dan pertumbuhan bayi ini secara alamiah peranan ibu sangat penting terutama dalam proses penyusuan. Namun demikian, sang ayah pun dapat melatih komunikasi dengan anak melalui sentuhan dan percakapan-percakapan sepihak. Dalam proses penyusuan ini pengasuhan anak secara fisik mulai berlangsung dalam lingkungan keluarga. 

Orang tua, khususnya ibu, sebaiknya memanfaatkan masa penyusuan itu secara optimal dengan cara menyusuinya sendiri. Para ahli sepakat bahwa air susu ibu sangat bagus bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara fisik maupun non fisik. Sangatlah bisa dipahami jika al-Qur’an memberikan penekanan husus mengenai hal ini Ibu-ibu hendaknya menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberikan makanan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupanya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan musyawarah, maka tidak ada dosa atas keduanya.

No comments:

Post a Comment